Home » » Sabun : Kotoran yang dipakai untuk bersih-bersih

Sabun : Kotoran yang dipakai untuk bersih-bersih

Kata orang, ada tiga hal ayng pembuatannya tidak ingin mereka lihat: Undang-undang, sosis dan sabun. Tentang para pembuat undang-undang, saya sudah mendengar terlalu banyak soal ini, dan saya merasa lebih baik tak tahu cara membuat sosis. Tapi, untuk yang terakhir ini, saya akan memaksakan diri: bagaimana cara orang membuat sabun?

Keadaan serba kotor yang dijumpai dalam pembuatan sabun bertentangan sekali dengan penggunaannya sebagai pembersih yang tiada bandingnya untuk hampir segala hal setidaknya sejak dua ribu tahun terakhir. Pembuatannya tidak pernah sulit, bahan-bahan dasarnya murah dan mudah didapat, yaitu lemak dan abu kayu. kadang-kadang orang juga menggunakan kapur.
Kita dapat membuatnya dengan seperti cara yang dilakukan oleh orang-orang romawi: Batu kapur dipanaskan untuk menghasilkan kapur. Kapur yang basah ditaburkan ke atas abu kayu yang masih panas kemudian diaduk sampai rata. Selanjutnya, dengan sekop, orang menyendok bubur kelabu yang dihasilkan ke dalam sebuah bejana berisi air panas dan mendidihkannya dengan tambahan beberapa potong lemak domba selama beberapa jam. Ketika lapisan buih berwarna coklat kotor yang tebal terbentuk dipermukaannya, dan menjadi keras setelah dingin, mereka memotong-motong lapisan keras tadi. Itulah sabun kita.
Atau, barangkali kita lebih suka pergi ketoko kemudian membeli sabun komersial masa kini yang sudah sangat dimurnikan. Selain sabun, yang sebetulnya adalah sebutan untuk sebuah senyawa kimia tertentu, orang menambahkan bahan pengisi, pewarna, parfum, deodoran, agen anti bakteri, bermacam-macam krim dan lotion, selanjutnya diiklankan dengan gencar. Kadang-kadang kadar iklan sebuah produk komersial lebih besar dari pada kadar sabunnya sendiri.
Setiap sabun dibuat melalui reaksi antara lemak dengan bahan yang disebut alkali-basa yang sangat kuat. (Basa adalah lawan dari asam). Sebagai ganti lemak kambing, sabun masa kini terbuat dari bermacam-macam lemak, termasuk lemak daging sapi dan anak domba, juga minyak kelapa, minyak biji kapas, dan minyak zaitun. Alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun sekarang biasanya adalah bahan yang disebut lye (soda api atau natrium hidroksida). Kapur juga alkali yang mudah didapat, sedangkan abu kayu kadang-kadang masih dipakai meski hanya sedikit karena bahan ini mengandung kalium karbonat yang bersifat basa.
Karena dibuat melalui pencampuran sebuah senyawa organik (asam lemak) dengan sebuah senyawa anorganik (alkali), molekul sabun mempertahankan beberapa ciri kedua orangtuanya. Molekul sabun mempunyai sebuah kaki organik yang senang bergandengan dengan bahan-bahan organik berminyak, dan sebuak kaki anorganik yang senang bergandengan dengan air. Itu sebabnya sabun mempunyai kemampuan tiada banding dalam menarik kotoran berminyak dari tubuh kita.
Kalau kita membaca bahan-bahan kimia berikut dalam daftar komponen pada label sebuah sampo, pasta gigi, krim cukur, atau kosmetik, jangan cemas atau terlalu terkesa; semuanya hanya nama kimia untuk sabun: natrium stearat, natrium oleat, natrium palmitat, natrium miristat, natrium laurat, natrium talowat dan natrium kokoat. Jika "natrium" atau "sodium" diganti dengan "kalium" atau "potasium", sabun termaksud dibuat dari bahan kalium hidroksida (caustic potash) sebagai ganti soda api atau kaustik soda (lye, atau natrium hidroksida). Sabun kalium lebih lunak, bahkan bisa berwujud cair.

Related Articles



Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di My World Is Yours

0 comments:

 
Copyright © 2011. My World Is Yours - All Rights Reserved
Template Modify by My World Is Yours
Proudly powered by Blogger