Sering kita dengar berita baik di TV, koran atau di radio, ada anak yang bingung nyari ayahnya, atau ada istri yang bunuh diri karena ditinggal suaminya. Sering aku g habis pikir sama alasan mereka mau dan mampu melakukan itu. sering juga bahkan sampai g tahu "hidup" yang sebenarnya itu seperti apa, saking sibuknya dia mencari sesuatu yang udah ninggalin dia, yang udah g mikirin dia, yang mungkin udah lupa ma dia.
Contohnya j, pernah aku ketemu seorang nenek-nenek, waktu itu di bus waktu aku mau pulang. si nenek tu cerita, kalo dia dah 7 taon lebih bolak-balik malang-probolinggo (hampir tiap minggu) untuk minta adiknya pulang ke rumah mereka yang di probolinggo, alasannya biar dia ada temennya di rumah. Sampek akhirnya hari itu (hari si nenek ketemu aku) dia di bentak sama si adik. padahal, si adik juga masih sering ke rumah dia di probolinggo tu, y meski hanya tiap hari raya j.
Coba kita liat anak kucing, pernah liat dia bingung nyari ayahnya? pernah dia protes ke sang ibu soalnya sang ibu kawinnya ma kucing kampung, padahal si ibu kucing persia misalkan? pernah dia protes kenapa bulu-bulunya berwarna hitam? ato coklat? bukannya putih atau kuning emas gitu? g da.....
Si anak kucing tau, mempermasalahkan itu hanya akan menambah beban hidupnya, sedangkan dia sendiri punya banyak hal lain yang lebih baik untuk dilakukan, dibandingkan untuk mempersoalkan itu. dia lebih baik bermain dengan saudara-saudaranya, dia lebih asik berburu tikus atau ngejar anak kelinci, dia lebih asik menjelajahi lingkungan tempat hidupnya, dia terlihat lebih "hidup" dibandingkan manusia yang mengalami hal yang sama.
Intinya, kapan kita bisa membuat hidup kita benar-benar bermakna dan memang perlu kita jalani. Kapan kita bisa membuat orang lain yang hidup di dunia kita, bukan kita yang numpang hidup di dunia orang lain.
0 comments:
Post a Comment